Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 28 Agustus 2013

Ushbu ilmi- PPMi Asma Amanina



Rumah Cahaya, 28 Agustus 2013
Dalam lingkaran cinta, musim ushbu ilmi PPMi Asma Amanina
Tema: “Komitmen Muslim Sejati”


      Diskusi dari hasil membedah buku Komitmen Muslim Sejati karya Fathi Yakan. Buku yang cukup dirasa ‘berat’ ini, seketika muncul pertanyaan: Sebenarnya apa yang didapat dari kontek kata “Komitmen” itu? Apakah sekedar poin-poin yang harus dicapai agar mendapat status ‘Muslim Sejati’? Yaitu mulai dari mengislamkan akhlak yang terdiri dari bersikap wara’, ghadhul bashar, menjaga lidah, pemaaf dan sabar, jujur, rendah hati, dsb, demikiankah maksud penulis? Ini jika merujuk pada bab pertama ketika kita bicara apakah kita mengaku Muslim… Sekali lagi, mari telusur makna dibalik kata ‘Komitmen’.

      Belum clear pertanyaan awal yang muncul, pertanyaan kedua ikut memperpanjang deret dilematis serta turut menuntut tingkat pikir dan kritis kita: dalam buku ini dijelaskan bahwa sebuah komitmen itu pasti akan ada konsekwensi yang akan dihadapi. Konsekwensi dari komitmen kita sebagai seorang Muslim Sejati adalah berafiliasi pada pergerakan Islam. Konteks keIndonesiaan, tidak semua Muslim kini berafiliasi pada pergerakan Islam, ini fakta. Tidak perlu jauh-jauh, tetangga sekitar rumah kita pun hanya segelir dan berapa persen saja yang berafiliasi. Lalu, apakah mereka ini dianggap ‘tidak berkomitmen’?  Dan, seperti apakah seharusnya kita menghadapi mereka ini?

      Ting ! .. Dilematis tercerahkan. Mari simak pernyataan yang cukup mewakili dan menjawab. Jadi, Fathi Yakan, sang penulis buku, mempunyai misi besar ingin membumikan agama Allah ini diseluruh tanahNYA. Namun beliau berfikir ulang dan menyatakan sendiri bahwa ini adalah hal yang akan sangat berat. Akhirnya beliau menyederhakan lagi sehingga misi mengagungkan Din agar terpatri dalam diri setiap insan di Bangsa tercinta ini. Sungguh, hal ini dirasa masih sangat berat untuk dikatakan sebagai suatu misi. Akhirnya disederhakan lagi sebagai misi masyarakat sekitar. Masyarakat yang heterogen kini. Hal ini pun masih dirasa berat, hingga akhirnya tersederhana lagi menjadi komitmen yang harus dijalan mulai dari diri kita sendiri, mulai dari individu. Dari diri kita sendiri inilah dimulai untuk mengislamkan aqidah kita, mengislamkan ibadah kita, mengislamkan akhlak kita, mengislamkan keluarga dan rumah tangga, mengalahkan nafsu, hingga berafiliasi pada pergerakan Islam.

      Lalu, apakah mereka yang tidak berafiliasi pada pergerakan Islam dikatakan tidak Komitmen? Tentu ini kembali ke konteks yang dijelaskan sebelumnya. Bahwa komitmen ini dikonsep dengan akar pokok adalah diri pribadi. Orang-orang diluar sana, selama mereka menjalankan perintah, ahsan akhlaknya, menjauhi segala yang dilarang, sesungguhnya mereka sudah dalam lingkaran ‘afiliasi’ tersebut. Sedangkan tugas kita adalah tentu misi dakwah mulia. Bagaimana menyampaikannya? ‘bermain’ pada metode mentarbiyah. Berkomitmen, mulai dari diri sendiri. Inilah urgensi sebenarnya. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About