Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 09 Juli 2014

Jam Malam Akhwat (JMA)





“Pulang! Pulang! JMA!”


Sering denger kalimat itu dari sang kakak kampus mengingatkanmu? Sebenernya JMA atau Jam Malam Akhwat itu apa sih? Jam Malam Akhwat emang jam berapa? Kenapa harus ada JMA sih, rempong deh? Siapa yang buat aturan JMA, iiih iuh?

Jam Malam Akhwat atau biasa disingkat JMA adalah suatu kebijakan yang diberlakukan tidak lain semata untuk ‘menjaga’ kaum ‘akhwat’ dari berbagai gangguan dan fitnah yaitu berupa batas waktu interaksi tertentu… Buat apa? ya buat kamu, iya kamu :D dan JMA ini sesuai kebijakan sesepuh yang entah akar-berukar sesepuh ADK (Aktivis Dakwah Kampus) yang mana, dari mana dan siapa namanya, yang jelas ditetapkan dan disepakati bersama hampir sama di setiap Lembaga Dakwah Kampus di Indonesia (wow :B) limit JMA adalah jam 21.00, artinya semua aktifitas yang berhubungan dengan hal-hal atau orang-orang asing dan kaum icswan (baca: ikhhhhwan), harapannya disudahi dulu: smsan, chating, keluar rumah… Rempong, buat apa coba? Hari gini masih dibatasi? Wanita kan bebas menentukan jalannya! (Menurut L?!)

“Kenapa harus jam 21.00…?”

Ya mungkin awalnya karena semua sepakat bahwa jam 21.00: hari sudah mulai menggelap, dan jalanan yang biasa ramai bisa jadi mulai sepi, pun binatang-binatang buas mulai keluar dari sarangnya, bisa jadi…. Bentuk ijtihad aje kali yee… Wes, 21.00 wae sudah oke, moso jam 00.00 lebih ngeri tho… Atau kamu mau bikin buat sendiri JMA mu jam18.00 juga gapapa… :D

“Saya bisa jaga diri mbak, meski harus pulang dari kampus ke kos sampe jam 11 malem!”

Kamu sih bisa jaga diri, tapi fitnah tak kenal benteng ego yang kau bangun! Fitnah tak kenal tuannya siapa!
Begitupun gangguan binatang, para pemuda yang mobok di jalanan,  benda-benda tajam di jalan yang dilalui, atau gangguan lain yang bisa terjadi, tidak semua bisa kau handle sendiri! Kamu seorang putri Man, eh Girl! seorang Khadijah yang tangguh pun tetap menjaga diri, moso kamu yang ngakunya akhwat jagoan tak memperhatian hal-hal kecil untuk kebaikan dirimu sendiri?

“Lah, kan fitnah dan gangguan itu juga bisa di pagi atau siang hari mbak!?”

Nah, coba buka Al-Qur’an surat Al-Falaq. Hafal kan? Artinya hafal? Beluuuuuum?…. Yaeeelah, lain kali surat-surat pendek yang biasa dipake buat sholat difahami juga artinya, biar selama sholat pikiran ga terbang-terbang :3 Kecuali kalo ga biasa sholat, eh…
Qur’an Surat Al-Falaq ayat ke-3 yang artinya:
“…dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita…”

Tuh! Al-Quran sudah mengingatkan, menegaskan, menampar-nampar, eh :D bahwa jelas, malam itu sangat identik dengan kejahatan… Mulai dari gangguan manusia, gangguan syetan atas komunikasi dan interaksi yang berkelanjutan (syetannya bisa jadi makin kuat), gangguan jin, gangguan binatang, gangguan penyihir dan gangguan orang yang dengki (ayat selanjutnya)… Dalam tafsir ayat ini juga dijelaskan kisah Rasulullah yang disihir…. Itu Al-Qur’an loh,  kata Allah, bukan kata gue! Oh Man!

Jadi sekarang, coba estimasi waktu perjalanan pulang dari kampus sampe rumah/kos akan menghabiskan murajaah berapa juz? Eh berapa jam/menit? Lalu sesuaikan dengan kegiatan dan kebutuhan di kampus, kalo memang saatnya pulang ya pulang! Kalo sudah faham, bangun komitmen! Buat kebaikan kamu loh, iya kamu…

“Hmm… tapi kan ga bisa juga mbak, ga semua orang faham JMA, apalagi kalo kita dilembaga umum non LDK, atau di masyarakat, ya ga bisa lah!”

Ga masalah. Rapat lembaga contohnya, toh juga semakin malam semakin mudah kemana-mana pembahasannya tho? Jaga izzah diri ya tuan putri… Jadi kalo kamu di lembaga umum, kamu bisa mengkomunikasikan sebelumnya dengan temen-temen yang lain atau ketua lembaga… Sederhana, tinggal bilang, jam 21.00 apapun yang terjadi, meski langit terbelah, gunung berapi-api, dan bumi pecah (halah -,-) saya harus pulang ke rumah, titik!
Selama kamu profesional dan bisa totalitas selama ini dalam amanahmu di lembaga umum itu, saya rasa ga masalah dengan komitmen yang kamu bangun untuk mereka hargai. Sama kayak ketika kamu ditawari rokok mungkin, tinggal jawab, “Maaf, saya ga ngerokok”. Atau ketika kamu puasa ditawari minum, “Maaf, insyaAllah saya puasa” atau ketika diajak makan sate si-pig, “Maaf, saya Muslim”… Nah, itu juga kan komitmen, coba tambah juga deh komitmen JMA nya ;) Jadi kalo ada yang nawarin shoping jam sampe dini hari (emang ada?) tinggal jawab aja toh? “Maaf, ga punya duit!” :D Eeeh: “Maaf, saya ga bisa!” Atau ketika di masyarakat, di karang taruna misalnya, coba deh dijelaskan dengan pengurus yang lain, tentang urgensi wanita menjaga diri dan sarananya… Aha! Komitmen JMA ;)

“Tapi, moso ada hal-hal mendesak ditinggalkan karna JMA?!!”

Yang namanya mendesak ya mendesak. Apalagi mendesak-penting, ya dahulukan. Lah kalo mau sholat tapi makanan sudah terhidangkan saja lebih diutamakan makan dulu… Logika sederhana misalnya, Perjalanan pulang ke kos jam 20.55 diperjalanan bertemu seorang ibu-ibu sendirian perlu segera diantar ke rumah sakit mau melahirkan malah kamu bilang “Maaf Bu, sudah JMA, saya harus pulang!” … Nooooooo :D (Eh kok ada ibu-ibu hamil sendirian dijalan ya, liat-liat juga si-ibunya, siapa tau punggungnya bolong, wkwkwkwk :v :v :v)

Atau ketika ada temenmu yang sakit setengah pingsan pasca rapat bareng kamu dikampus jam segitu, “Eh kok pingsan, aku pulang dulu aja ya, sudah JMA…besok aja pingsannya lanjut lagi, nanti tak tolongin…” Nooooo….. :D

Atau ketika perlu sms penting menanyakan keberadaan sesuatu pada si-ikhwan, yo wes penting ya sms… “Maaf sms malem-malem… bla…bla…”
Atau ketika ada agenda ngaji bareng satu asrama misalnya, pulangnya harus cukup malam. Selama bisa pulang bersama dan ada yang lebih bisa dianggap ‘tua’ atau dituakan (?), monggo, tidak mempersulit…

Catatan juga, saat kita dalam posisi pengamat, hindari suka men-judge saudara sesama akhwat yang ternyata ‘nongol’ diluar saat-saat jam kritis, siapa tau memang sedang penting, atau sedang mendesak, atau sedang penting mendesak, atau memang lagi jalan sama suami (ngiri? -.-) :D

Namun yang menjadi catatan, sering kali sesuatu yang tidak begitu mendesak justru kamu sendiri yang membuatnya seolah sangat-sangat-sangat-sangaaaaaaaaaat mendesak. Misalnya, sedang ngeprint berkas-berkas di sekre lembaga sampe begitu larut malam. Dengan alasan mendesak karena esok harinya ga sempet… Ga sempet atau karena kamu bangunannya biasa rada siang? Ga punya print? Ga ada jasa print yang pagi-pagi udah buka gitu? Ya gapapa sih, toh jika memang kondisinya memang penting dan segera/‘mendesak’ ya monggo… Jelasnya, Allah lebih tau hati dan keadaan yang sebenarnya sepandai apapun alasan di-reka… Sekali lagi, semuanya kembali ke kamu dan semuanya buat kamu loh ya, buat menjaga izzah (izzah tu siapa sih?) dan kebaikan dirimu sendiri…

Kamu tuh calon istri orang, kesehatan diri wanita itu investasi berharga buat hidupmu berkeluarga kedepan, nah loh… Kamu juga calon ibu, calon ibu Man, calon Ibu! Ibu yang akan mendidik anak-anakmu nanti… Apa mau anak gadismu tiap hari pulang malem ketika jadi mahasiswi sepertimu? #Jleb

“Terus, kalo online mbak, pake JMA juga?”

Saya kembalikan padamu… Ini fiqh kontemporer jadinya, belum pernah ada Bab “JMA Online” sih :D … Ijtihhad kamu, kalo saya sih punya komitmen sendiri…. mengingat sebagian orang, online juga menjadi kebutuhan bukan lagi keinginan, jadi coba kamu bikin benteng sendiri, kira-kira kalo online sosmed yang akan menimbulkan interaksi jika dikorelasi dengan JMA akan seperti apa… Yang terpenting dan intinya: jaga hati, karna “fitrah”nya (fitrah loh ya…) malam hari (QS. Al-Falaq tadi) rawan dengan fitnah dan ‘gangguan’… Kalo kamu kekeh bahwa chating inbox facebook diatas jam21.00 dengan si-ini si-itu si-anu, tidak akan meninggalkan sinyal-sinyal warna-warni apapun yang akan memenuhi pikiranmu pasca itu, yo wes... Sederhananya, bayang-bayang sinyal warna-warni yang menerawang pikiran pasca itu bisa jadi membuat lupa berdo’a sebelum tidur atau lupa tilawah dihari itu, nah… Tafadholi…

Islam begitu indah menjagamu… Fabiayyi aalaa irabbikumaa tukazdibaan? Bayangkan jika semua kaum wanita di dunia ini sholihah dan menjaga diri sepertimu (eeeaaa…) dunia Adil dan Sejahtera (eh :D)… Kamu masih tetep ga mau tau soal JMA? Ya gapapa sih, saran saya cukup satu syaratnya: “Cari Pendamping” woi !… Jadi kemana-mana mau jam berapapun, mau via apapun, mau chating ngomongin apa aja, bisa berduaaaaaaa….. eeeaaaaaa… Hoh :D

Yang jelas, ga ada ayat Al-Quran yang secara khusus menyebutkan Laa taqrabu-JMA… atau hadis juga ga ada Qolaa rasulullahi saw…Innal JMA… Ga ada! :D JMA adalah bentuk ikhtiar buat aku, buat kamu, kita, mereka, buat siapapun yang mau menjadikannya salah satu bentuk cintaNya dan cinta sang kakak saja ^^

Cukup dulu untuk sesi JMA ini (panjang bingit, afwan :D).. Lain kali lanjut bahasan yang lain… Kritik, saran, masukan, pertanyaan, inbox wae… just for akhwat loh ya… terutama anak-anak #Mom… (Catatan ini juga adalah tamparan buat #Mom Nak, jadi cukup ambil ibroh dari tulisannya, jangan ngebayangin sosok yang menulis loh ya :D) Ingatkan jika banyak salah… Jazakillah sholihah…

#Keepproduktif #Keepsholihah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About