Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 29 Agustus 2013

Urgensi Amal Jama’i:

-          Urgensi Amal Jama'i adalah Mengorganisir kebaikan.

-    Serata daulah islamiyah hanya bisa diwujudkan dengan berjama’ah. Ketika daulah islamiyah hanya bisa diwujudkan dengan berjama’ah, maka berjama’ah menjadi wajib.
Perangkat: Manhaj, jundi, qiyadah.

Definisi
Qiyadah:
-Ibarat kepala yang menjadi pusat informasi serta merupakan lambing ketaatan, keutuhan, dan disiplin shof
Menurut Hasan Al-Banna: bisa menjadi ayah, syekh, guru dalam pendidikan ruh.
Jundi:
-Ibarat batu bata yang menyusun kokohnya bangunan
-Jundi berkomitmen kepada pemimpin dan jama’ah

Akhlak yang harus dimiliki oleh pemimpin:
-Ikhlah: niatkan semua untuk Allah, amal dan tawakal untuk Allah
-Bijak, cerdas, kuat, berwawasan luas dan objektif agar dapat mengambil keputusan
-Penyayang, tawadhu’, jujur, berlaku ihsan, menepati janji agar dapat menjadi teladan dan mengeratkan ukhuwah

Akhlak dan sifat yang harus dimiliki Anggota:
-Teguh dan yakin terhadap amal jama’i
-Melayakkan diri dalam bidang
-Paham karakter tahapan dakwah yang dijalani
-komitmen disertai kefahaman Islam dan jama’ah


Aturan dan Adab Pergaulan Pemimpin dan Anggota:
Fenomena yang sering ditemui dilapangan, ada saja problematika. Misal, pemimpin cuek, tidak seperti yang diharapkan. Ini seharusnya sikap kita adalah tidak menganggap diri selamanya sebagai jundi, bahwa kita juga pemimpin untuk yang lain.
Yang pertama adalah menjaga adab pergaulan dan perbincangan. Menyeleksi jundi yang sensitif, dengan cara apakah yang tidak membuat ketersinggungan.
Saling menasehati. Pemimpin bukan malaikat, bukan tanpa dosa. Jundipun begitu. Keduanya punya hak untuk menasehati. Sehingga harapannya ketika dinasehati tidak merasa tresakiti.
Saling mencinta dan bersaudara. Ini adalah cara untuk mensholitkan jama’at. Mencintai pada porsinya.

Hal pergantian pemimpin:
-Harus siap sewaktu-waktu diganti atau dipergilirkan, karena tidak selamanya kita menjadi pemimpin. Jundi pun demikian, harus meningkatkan kapasitas dan memantaskan diri untuk siap menjadi Pemimpin. Bukan meminta jabatan, tetapi menyiapkan diri.
-Selalu tunduk terhadap hukum Allah dan rosulNya. Siapa diri kita, siapa musuh kita, bagaimana medan kita. Jangan-jangan kita menempatkan sahabat perjuangan sebagai musuh? Jangan-jangan kita menempatkan musuh sebagai sahabat perjuangan?
Amal jama’I tersusun rapi dari interaksi yang baik antara jundi dan qiyadah.

Muncul pertanyaan:
1 Dalam konteks berjama’ah, masih bertanya-tanya qiyadah kita siapa?
2. Dalam memilih seorang qiyadah. Dipilih. Tetapi kasus pernah terjadi, ketika dipilih ternyata tidak seperti yang diharapkan. Kapasitasnya atau keislamannya yang utama?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About