- Urgensi Amal Jama'i adalah Mengorganisir kebaikan.
- Serata daulah islamiyah hanya bisa diwujudkan dengan
berjama’ah. Ketika daulah islamiyah hanya bisa diwujudkan dengan berjama’ah,
maka berjama’ah menjadi wajib.
Perangkat: Manhaj, jundi, qiyadah.
Definisi
Qiyadah:
-Ibarat kepala yang menjadi pusat informasi serta merupakan
lambing ketaatan, keutuhan, dan disiplin shof
Menurut Hasan Al-Banna: bisa menjadi ayah, syekh, guru dalam
pendidikan ruh.
Jundi:
-Ibarat batu bata yang menyusun kokohnya bangunan
-Jundi berkomitmen kepada pemimpin dan jama’ah
Akhlak yang harus dimiliki oleh pemimpin:
-Ikhlah: niatkan semua untuk Allah, amal dan tawakal untuk
Allah
-Bijak, cerdas, kuat, berwawasan luas dan objektif agar
dapat mengambil keputusan
-Penyayang, tawadhu’, jujur, berlaku ihsan, menepati janji
agar dapat menjadi teladan dan mengeratkan ukhuwah
Akhlak dan sifat yang harus dimiliki Anggota:
-Teguh dan yakin terhadap amal jama’i
-Melayakkan diri dalam bidang
-Paham karakter tahapan dakwah yang dijalani
-komitmen disertai kefahaman Islam dan jama’ah
Aturan dan Adab Pergaulan Pemimpin dan Anggota:
Fenomena yang sering ditemui dilapangan, ada saja
problematika. Misal, pemimpin cuek, tidak seperti yang
diharapkan. Ini seharusnya sikap kita adalah tidak menganggap diri selamanya
sebagai jundi, bahwa kita juga pemimpin untuk yang lain.
Yang pertama adalah menjaga adab pergaulan dan perbincangan.
Menyeleksi jundi yang sensitif, dengan cara apakah yang tidak membuat
ketersinggungan.
Saling menasehati. Pemimpin bukan malaikat, bukan tanpa
dosa. Jundipun begitu. Keduanya punya hak untuk menasehati. Sehingga harapannya
ketika dinasehati tidak merasa tresakiti.
Saling mencinta dan bersaudara. Ini adalah cara untuk
mensholitkan jama’at. Mencintai pada porsinya.
Hal pergantian pemimpin:
-Harus siap sewaktu-waktu diganti atau dipergilirkan, karena
tidak selamanya kita menjadi pemimpin. Jundi pun demikian, harus meningkatkan
kapasitas dan memantaskan diri untuk siap menjadi Pemimpin. Bukan meminta
jabatan, tetapi menyiapkan diri.
-Selalu tunduk terhadap hukum Allah dan rosulNya. Siapa diri
kita, siapa musuh kita, bagaimana medan kita. Jangan-jangan kita menempatkan
sahabat perjuangan sebagai musuh? Jangan-jangan kita menempatkan musuh sebagai
sahabat perjuangan?
Amal jama’I tersusun rapi dari interaksi yang baik antara
jundi dan qiyadah.
Muncul pertanyaan:
1 Dalam konteks berjama’ah, masih bertanya-tanya qiyadah
kita siapa?
2. Dalam memilih seorang qiyadah. Dipilih. Tetapi kasus
pernah terjadi, ketika dipilih ternyata tidak seperti yang diharapkan.
Kapasitasnya atau keislamannya yang utama?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar