Apalah artinya kita tanpa saudara-saudara terkasih disisi… Mengenal,
saling mengerti, saling memahami, saling memberi, saling berbagi, saling
menanggung…. Indahnya ukhuwah ini…. Dan akan lebih indah ketika kita
mampu menyempurnakannya dengan #3_Besar Poin sumber kekuatan tambahan ukhuwah ini…
Yang pertama: Tabayyun.
Apa
itu tabayyun? Tabayyun itu adalah chek and recheck, memastikan apa yang
sebenarnya terjadi langsung kepada yang bersangkutan… Jika dua orang,
maka tabayyun cukup berdua saja, tentu dengan catatan sesama perempuan,
atau sesama laki-laki… Dan jika laki-laki dan perempuan , maka kembali
keadab interaksi: hadirkan orang ketiga…Inilah mulianya Islam. Kita
diajarkan untuk menjaga hati agar tidak terkotori oleh dzon-dzon
negative terhadap saudara kita sendiri dengan membiasakan bertabayyun…
Menjaga ruhiyah, agar tidak mudah untuk mengunjingnya dibelakang, namun
langsung ditanyakan kebenarannya… Menjaga persepsi, tidak mudah percaya
dengan apa yang dikatakan Media, apa yang dikatakan orang-orang
terdekat, tidak mudah percaya atas asumsi banyak orang lain,
kasak-kusuk, dll, namun langsung temui ia dan tanyakan kebenarannya
dengan penuh menghargai perasaan… Menanyakan dan mengingatkan dengan
cara yang ahsan…
Yang kedua, Biasakan banyak Memberi bukan banyak Menuntut.
Bukankah khairunnas anfahum linnas?
Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain… Resapi
kalimat itu… Tentu satu kesimpulan yang bisa diambil adalah kita siap
dengan konsekwensi agar prinsip itu bisa terpatri dalam diri: Mewakafkan
diri untuk banyak bermanfaat untuk orang sekitar… Artinya bekerjalah
dan pekerjakan dirimu, sibukkan dirimu, dengan apapun yang bisa engkau
lakukan untuk meringankan orang lain atau sekelompok tertentu… Jangan
pernah menganggap diri pengangguran, engkau tidak dibutuhkan, tidak,
sekali lagi tentu tidak… Dakwah itu banyak hal... Pekerjaan dakwah itu
kita yang jemput…. Kitalah yang menggerakkan diri sendiri…
Rufaidah binti Sa’ad,
saat perang Badr, Uhud, Khandaq, dan perang Khaibar, mengapdikan diri
merawat para sahabat yang terluka… Lalu dibelakang Rufaidah, masih
banyak para pekerja-pekerja dakwah yang lain membantu, seperti Ummu Ammara, Aminah binti Qays al Ghifariyat, Ummu Ayman, Safiyat, Ummu Sulaiman, dll…Jadi,
tidak semua harus jadi panglima, dimana ada ladang amal untuk
keberlangsungan dakwah ini, segera lakukan… Tidak perlu menyalahkan
orang lain karena belum terselesaikan... Tentu, ekspektasinya cukup
karena Allah semata… Sekali lagi, lillahita’alaa, cukup karena Allah
sajalah… Banyak memberi senyum tulus, bukan menuntut orang lain untuk
selalu tersenyum padamu… Memberi hadiah untuk saudaramu, bukan menuntut
saudaramu memberikan hadiah untukmu… Memberi pundakmu sebagai sandaran
saudaramu saat membutuhkan, bukan menuntut pundak mereka selalu ada
untukmu… Biasakan menghargai orang lain , bukan menuntut untuk selalu
dihargai… Mencoba selalu mengerti orang lain , bukan menuntut orang lain
untuk selalu mengerti akan dirimu… Biasakan memberi perhatian pada
saudaramu, bukan selalu menuntut perhatian mereka… InsyaAllah
mendewasakan…
Lalu, yang ketiga adalah Ikhlas
Innamal
a’maluu binniatii… Segala sesuatu itu tergantung niatnya… Melangkah dan
bergeraklah dengan terus memperbarui niat… Jangan-jangan engkau
memborong semua pekerjaan dakwah ini karna rasa sebal, marah, dengki,
dengan sauradamu yang lain… Jangan-jangan engkau memberi hadiah pada
saudara untuk pujian ‘baik hati’ dari yang lain… Atau jangan-jangan
engkau berada dalam lingkaran dakwah ini agar bisa dekat dengan seorang
saja? Itulah perlunya niat di awal, perbarui niat ditengah, pun niat di
akhir… Bergitu pun tentang perlakuan saudara kita terhadap kita… Ketika
engkau tersenyum namun saudaramu seperti tidak menghiraukan, yang banyak
terjadi adalah saling menyalahkan, terbentuk persepsi negatif… saling
bermuka masam berkelanjutan… Kekanak-kanakkan! Sadarkan kita disaat
seperti ini kekanak-kanakan?… tanamkan ilmu ikhlas dan sabar, ditambah
dengan kembali ke poin pertama…Pun ketika saudara kita menghilang
disaat lingkaran ini membutuhkan, cobalah untuk melapangkan dada,
menerima, ikhlas… Jika sesak di dadamu akibat tingkah saudaramu yang
bikin ‘gondok’, tarik nafas yang dalam, hembuskan perlahan dengan
istigfar… lakukan berkali-kali, Tarik nafas dalam , hembuskan perlahan…
hingga engkau tulus, hati pun lapang… Tidakkah engkau kepayahan selama
ini berjalan dengan hati yang berkabut prasangka-prasangkan dan rasa
yang mengganjal?….
Bukankah dalam jalan dakwah, Bertemu karna Allah,
berpisahpun karnaNya… Mencintai karena Allah dan Membencipun karnaNya…
Be positif thinking! Saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran….
Dan bisa jadi, problem-problem ukhuwah yang kita amalami adalah karena
dosa-dosa kita sendiri… bisa jadi, tidak sampainya kita pada tujuan atas
apa yang kita usahakan di jalan dakwah ini, adalah karena dosa-dosa
kita lagi… Bisa jadi, karena kekuatan ruhiyah dan amal yaumi kita yang
bermasalah....
Let's muhasabah :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar