Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 29 April 2013

'Sekat' Antar Kita...



Seorang teman, sebut saja Fulana, duduk tak jauh dari pandang ku.... 
Kajian di ruang 8x8 meter ruang mushola utama agenda pekanan sebuah organisasi dakwah kampus… Perhatianku tertuju padanya… 
Aku bisa merasakan betapa ia tampak serba salah, kikuk, galau, kecewa, seperti itu ku rasa… 
Dan ternyata statement ku itu makin diperkuat dengan pengakuannya, dengan curhatan nya….
Semoga menjadi koreksi untuk mu semua Ukhtifillah…..Untuk ku juga….

Dia merasa seperti orang asing ditengah-tengah wanita lain seperti dirinya… 
Sebagai seorang muslimah yang sudah mulai melek syariat, dia memang sedang begitu hausnya akan ilmu agama…
Awalnya langkahnya ragu mengikuti ta’lim ini, ada berbagai kemungkinan tak enak ia pikirkan… 
Ia harus berjibaku dengan rasa ragunya, tapi ia paksakan diri juga, ia luruskan niat: -tholibul ilmu-….
“Hanya ingin dapat ilmunya, mencoba untuk tidak menghiraukan suasana yang mengganggu perasaan, lillahita’ala –semoga.”

Di tengah-tengah kajian berlangsung ada semacam kegelisahan menggeluti pikiran nya… 
 Kesejukan hati dengan siraman rohani, terganggu dengan keresahan yang merasuk pelan…. 
Keresahan yang bisa disebut kejanggalan, kenapa ditengah-tengah suasana ramai saat itu, ia justru merasa sendiri….?
Ia semakin merasa seperti makhluk dari planet lain… 
Merasa asing… Siapa aku dan kenapa aku
Hatinya tak tenang, sedih lebih tepatnya… 
Kerasnya suara speker pembicara, kalah dengan kerasnya pertanyaan yang mencubit-cubit hatinya… Bukankah kita berada disini dalam acara yang sama, dengan niat dan tujuan yang tak jauh berbeda, lalu kenapa….?  
Kenapa ia merasa tak nyaman dengan akhwat-akhwat itu yang asyik ‘menggerombol’ dengan ‘kawan sesamanya’?

Dan saat itu lah ia bertanya pada hati nya, lalu menjawabnya sendiri…. 
Berulang kali, bertanya dan menjawab sendiri lagi, tak ada pergulatan dalam hati nya, karena jawabannya beralasan sama…. 
Ia sadar, rasa itu muncul karena penampilannya yang ‘berbeda’ dari kebanyakan mereka…. 
Dengan jilbab ‘biasa’ dan masih ‘umum’, style pun belum ‘standar’, ia benar-benar jadi ‘bintang tamu’ saat itu….
“Bukankah aku ‘orang baru’ dan kalian sangat senang masuknya orang-orang seperti ku, lalu kenapa kalian cuek pada ku….? Bagaimana jika aku tak mau taklim lagi? Bagaimana jika aku lari dari dunia dakwah ini bukan karena tidak menerima dakwah tapi lebih karena yang kalian pertontonkan adalah rasa ketidakpedulian dan egoisme itu, tak sadarkah kalian itu menyakitkan hatiku?....” Meraba batinnya…. 

Saudariku, bayangkan bagaimana jika ia ditengah kegalauan hatinya, minimnya ilmu, belum kuatnya iman, dan kurang nya teman yang menguatkan, bagaimana jika ada ‘orang lain’ yang meluluhkan hatinya?.... 
Dan bagaimana jika ini terjadi bukan hanya pada ia saja, tapi terjadi pada ribuan orang lainnya?
Saudariku, Seperti itu kah kita?... 
Dengan sadar atau tidak sadar sikap kita demikian?... 
Kenapa?... Merasa lebih sholehah?... Merasa lebih alim? Merasa sudah menyandang status ‘akhwat’ sedangkan ia tak pantas hanya karena ‘cover’ tak sama?... 
Bukannya yang mulia di sisi Allah adalah yang paling taqwa?...

Lalu muncul sikap tak peduli…. 
Pun sikap egoisme yang hanya ingin merapat dengan ‘sesama’? 
Kenapa tidak kita rengkuh mereka? 
Kenapa tidak merangkul dan menjadi bagian dari mereka yang membantu menguatkan langkah…. Akankah sulit? Tidak Sauadari ku, sekali lagi tidak… 
ini hanya masalah kesadaran diri kita…. 

Contoh kata hati Fulana diatas pun sudah didukung karena langkah nya mendekati jalan ini atas keinginan nya sendiri, lalu apa sulitnya?...
Saudariku, gapai tangannya, rangkul, dan peluk mereka….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About