Setelah
kemarin, 2 Januari 2014, resmi dilantik sebagai pengurus ormawa, artinya mulai
hari ini sah menjalankan aktifitas atas nama amanah (sah? Saaaah.... :D).
Serasa ada bongkahan es di bahu kanan, dan tumpukan buku mengunung di bahu
kiri. Ngomongin bongkahan es, terbayang anak-anak dengan wajah polos itu. Polos?
Tapi nyatanya mereka proaktif, kreatif, cerdas! Terlepas dari semua kriteria
seorang aktifis dakwah, bisa dibilang akselarasi proses. Satu hal yang
menguatkan ibu dan bapaknya (baca: mas’ul- mas’ulah),Ibarat batu baterai, kutup
positif hanya akan menempel dengan kutub yang berbeda, kutub negatif. Begitu
pun dengan menghadapi seorang kawan, proaktif tak kan berkesudahan jika
dihadapi pun dengan proaktif. Bisa jadi, Allah memang sudah merencanakan
skenario terindah dengan menghadirkan anak-anak beragam karakter yang unik.
Sebuah
rencana melingkar untuk pertama kalinya hebring terdengar. Setelah kemarin mabit
hanya untuk kaum akhwat, nah kali ini harapannya keseluruhan bisa meluangkan
waktu untuk bercengkrama dengan keluarga barunya ini (?). Yah dengan alih bahwa
tiada mungkin bisa jadi topteamwork
jika kenal saja belum, tiada mungkin bisa menjalankan berbagai plan A yang
keren, plan B yang oke, plan C yang kece, jika belum adanya keterikatan hati.
Jadilah, syuro perdana spesial ta’aruf.
Planingnya
sih ‘makan bersama’, yang terbayang oleh mereka pasti warung makan, rumah
makan, cafekampus, atau yang tempat-tempat kuliner gitu lah tentunya. Biar
mereka berimajinasi :DToh, kami bawa mereka ke sebuah masjid kampus pascasarjana.
Katanya makan bersama? Tenang ajaaa. Kita naik lagi, kesebuah taman rumput
hijau yang lapang di atas pekarangan masjid. Membentangkan mantol membentuk
lingkaran, menutupi rumput yang basah sehabis hujan. Beratapkan langit yang
masih mendung, dengan sekitar nuansa taman hijau. Duduk manis bersila, penuh
senyum dan masih tanda tanya, mau apa kita? Makan bersamanya?
Pindah ke pelataran gedung karena hujan |
Sang
ayah (baca: mas’ul) membuka forum. Back to niat, ta’aruf. Yei, mereka semangat
sekali mengartikan ta’aruf. Ada yang geli –mungkin asing-, ada yang
mentafsirkan berbeda –yang ini emang alay-, ada yang kalem aja, -yang ini faham
atau ilfil ya? :D. Hingga cukup memakan waktu cuma buat menyepakati apa saja
yang harus dikenalkan. Tuh, proaktif- kreatif mereka nongol juga. Bahagianya
punya anak-anak yang melukiskan warna-warni berbeda ini. Berikan mereka ruang
untuk mengekpresikan apapun, dengan begitulah kemampuan mereka berkembang. Tinggal
tugas ayah dan ibu nya inilah yang menggawangi, atau jadi wasit, mem-priiiiiit
kalau-kalau butuh kartu kuning (waw :D).
Mulai
dari Pak Mas’ul, Lengkapnya Luqman Faqihudin. Catatan: “d” nya satu ajah, ga pake
double, Jadi Faqihudin, bukan Faqihdouble :D... Golongan darah O, makanan
kesukaan ga perlu nanya deh. Akuinya, ia ibarat Angin (ssssshhhhhhh). Angin
yang menyejukkan, menenangkan. Tapi terkadang bisa porak-poranda juga karenanya
(perasaan ga enak nih -,-). Angin, memang banyak memberi kebermanfaatan untuk
orang-orang sekitar bukan? (bukaaan...). Bayangkan, jemur pakeian, jemur
makanan, kipas-kipas, kincir angin, kapal nelayan, dan masih banyak lagi. Tapi
tidak menutup kemugkinan, suatu ketika angin bisa jadi angin topan, angin
puting beliung, angin ribuuut. Jadi, ingin dirinya banyak menebar manfaat,
namun maafkan jika suatu kali justru membuat kegaduhan, bahwa kerugian material
(eh... :D). Luqman Faqihudin- Sang Angin!
Lanjut.
Reza. Lengkapnya Reza Agung Prabowo. Akuinya, ia ibarat Kertas putih. Banyak
memberikan manfaat untuk banyak orang, menuliskan segala ilmu, bahkan
menuliskan berbagai mimpi. Namun, ia tetap butuh sebuah pena/bolpoint untuk
menuliskan mimpi-mimpi itu didalamnya. Pena/bolpoint itulah seorang sahabat.
Jadi harapannya, akan banyak sahabat yang baik yang dapat melukiskan hari-harinya
menjadi penuh warna, Al-Fatih terutama. Reza, Sang Kertas!
Lanjut
lagi. Anggun. Lengkapnya Anggun Wahyuni. Seketika Anggun mengambil sebuah
kertas putih dan bolpoint, melukiskan sebuah lingkaran diatasnya. Akuinya, ia
ibarat lingkaran itu. Lingkaran, sebuah gambar yang semua orang pasti bisa
membuatnya, mulai dari anak-anak hingga yang renta sekalipun. Jadi harapannya, ingin
dapat bermanfaat bagi semua orang. Pun lingkaran, sebuah gambar yang tiada titik
putusnya, terus mengintari dan berputar, mencerminkan kekokohan dan persatuan.
Jadi harapannya, bersama Al-Fatih kokoh ukhuwah. Anggun, Sang Lingkaran!
Next.
Ratna. Ratna Candra. Akuinya, ia ibarat Langit. Langit yang indah dengan
hamparan birunya. Memberikan naungan sebagai atap hidup manusia, dan menaungi
segala isi alam bumi di dalamnya. Angin yang cerah, namun terkadang juga hujan
turun mengiring, atau terkadang mendung membuatnya gelap, atau terkadang juga
mengelurkan petir saat hujan lebat. Itulah, Ratna yang tenang, menenangkan, namun sesekali dapat juga berubah warna. Ratna,
Sang Langit!
Masih banyak squad lainnya yang menjelaskan filosofi diri mengagumkan. Setiap sisi baik dari yang diharap semoga jadi do'a dan ikut diaminkan oleh malaikat yang membersamai lingkaran cinta ini... aamiin. Baarakallah ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar