Rosulullah
sangat akrab dengan masa-masa sulit. Sejak kecil sudah yatim. Lalu menjadi
yatim piatu sejak ibu nya meninggal. Dalam dakwah juga mengalami masa-masa
sulit, wafatnya Khadijah istri tercinta dan pamannya Abu Tholib. Pergi ke Thoif
pun mendapat cemoohan dan lemparan batu hingga berdarah-darah. Lalu perang,
beberapa kali mengalami kegagalan,
seperti dalam perang Uhud dan Hunain karna para sahabat terbuai dunia dan
merasa besar dengan banyaknya jumlah. Rosulpun pernah ditegur oleh Allah ketika
mengabaikan orang-orang kecil yang minta diajarinya. Surat Abasa mengabadikan
terguran Allah kepada utusan tercintaNya itu.
Abu Bakar pun
suatu ketika tidak teliti dalam memilih makanan.
“Suatu hari
pembantu Abu Bakar Ash-Shiddiq membawakan sesuatu lalu dimakan oleh Abu Bakar. Sang
pembantu bertanya “Apakah tuan mengetahui hal ini? Pada zaman jahiliah dulu aku
pernah memenung seseorang, padahal aku tidak bisa menenung, melainkan hanya
mengecoh belaka. Lalu orang tersebut menemuiku dan memberikan sesuatu kepadaku
apa yang Tuan makan ini”. Abu Bakar seketika itu juga memasukkan tangannya ke
dalam mulutnya, lalu memuntahkan seluruh isi perutnya.” (HR. Bukhari dari
Aisyah ra)
Umar juga pernah
gagal. Di masa Jahiliah ia pernah mengubur anak perempuannya hidup-hidup dan
teramat bodoh nya ketika itu karena menyembah makanan lalu memakannya karena
lapar. Tapi itu semua tidak mengurangi kebesaran seorang Umar.
Imam Al-Ghazali
adalah orang yang gemar mencatat ilmu-ilmu yanbg didapatkannya. Sampai suatu
ketika dia berjalan membawa hasil ilmunya dan dirampok bawaaannya. Perampok
merebut barang bawaannya berupa catatan-catatan ilmu, Imam Al-Ghazali
bersikeras merebutnya, tapi ia malah dicemooh, masa mengandalkan ilmu hanya
pada catatan bukan hafalan di hati. Kegagalan ini yang melecut dirinya untuk
mengambil ibroh dan mengubah cara belajarnya dari mencatat menjadi penghafal.
Dan hasilnya luar biasa sebagaimana yang kita rasakan saat ini.
Orang-orang
terbaik sepanjang masa pun pernah gagal dan tidak patah. Jadi, tidak ada alasan
untuk kita putus asa saat ujian-ujian silih berganti sekalipun. Ibarat
matematika yang soalnya begitu jelas, serta jawabanya sudah pasti. Begitupun
hidup, masalah sudah jelas ada, jalan keluar pun pasti ada. Hamasah lillah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar