Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 01 Mei 2013

Bersama Tangis 20 Tahun Wida

Wida menungkupkan kedua tapak tangannya di wajah yang memerah. Semakin memerah saat tangisnya tersedu dan nafas tersengal. Ditambah dengan suara tangis yang berusaha di tahan. Sesak memang, tapi ia tak ingin ada yang tau bahwa Wida sedang menangis.

Beberapa kali melafazd istigfar dalam hati. Memanggil-manggil nama ibu. Harapnya adalah ada bahu yang sudi sebagai tempat sandarannya. Ada senyum yang tulus, yang sungguh menentramkan hati. Pun sekedar menatap wajah ibu, memberikan semangat karna kasih sayang yang luar biasa. Ah, tapi ibu sungguh jauh di kota seberang. Menerawang wajah ibu dari kejauhan hanya akan menambah isaknya. Toh tak pernah ingin Wida, jika Ibu tau ketika Wida kesuliatan ataupun sedih seperti ini. Ia hanya ingin ibu tau bahwa Wida selalu baik-baik saja. Seperti ibu yang ketika ditanya kabar dengan jawaban yang selalu baik-baik saja. Ah, betapa Wida ingin memeluk sosok penuh penyayang itu.
Sebuah pesan masuk di handphone mungil jadul Wida. Sebuah pesan singkat dari Ibu.

Selamat Ulang Tahun Sayaang…
Semua do’a yang terbaik dari Ibu
Di setiap sujud malam untuk mbak Wida…
Ibu kangen… jaga kesehatan nduk… <3

Wida makin beringsut. Memeluk kedua kakinya yang telungkup. Isaknya menjadi-jadi. Hatinya semakin sesak, napas yang kepayahan, matanya pedas, tubuhnya terguncang terbawa isak. Jilbab coklatnya sempurna basah. Pipinya tak henti kuyup dari derasnya bulir air tangis Wida. Hari lahir seseorang yang biasanya disambut dengan do’a dan ucapan gembira, justru kini diawali dengan hujatan keras hingga sampai ke hatinya. 

bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About