Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 19 November 2013

Al-Fahmu yang Tidak Tuntas


            Wahyu pertama turun adalah anjuran untuk menimba ilmu… “Iqro’ ” Bacalah! Menyambung dari perintah ini, tentu ada sebuah makna besar yang terkandung di dalamnya selain sekedar mencari ilmu. Makna sebuah kefahaman yang harus tercapai dari pencarian ilmu itu. Jika sekedar mendapat ilmu namun tidak diiring kefahaman, realisasinya akan bermasalah, aplikasinya akan tersendat persoalan personal.

            Seperti halnya jama’ah mulia yang memperjuangkan pembinaan dan atmosfer Islam bergaung seluruh penjuru bumi Allah ini. Jama’ah mulia yang didalamnya diperankan oleh jundi-jundi yang menamakan diri sebagai ‘aktifis dakwah’… Tugas dan visi mulia pun yang diemban, dengan harapan langkah yang serempak karena kefahaman yang matang…

            Inilah yang masih menjadi PR besar sekarang. Sudahkah cukup kefahaman para jundi itu tentang harakah ini dan wasilahnya…? Atau hanya sebatas tau permukaan saja… Atau bahkan baru meraba dan menerka sendiri… Bisa jadi…

            Inilah persoalan sangat penting sebenarnya… Ketika harus ada jundi yang diakselerasi, karbitan istilah kerennya, ada dua kemungkinan besar… Yang pertama adalah jundi ini akan benar-benar menjadi kader topgrade dengan kemampuan sapu bersih lapangan. Atau kemungkinan kedua yaitu akan mental begitu saja… Karena itulah, jika kita sadari bahwa kita adalah hasil akselerasi, dimana bukan egoisme dari atas namun pada kondisi lapangan yang menderak adanya tangan-tangan yang ambil bagian, maka kewajiban terpenting dari setiap kita adalah mendalami gerakan ini, dengan tujuan, visi, misi, strategi, wasilah/ cara, agar tercapai Al-Fahmu itu… 

            Itulah mengapa salah satu alasan mengapa Al-Fahmu ditempatkan paling utama dalam arkanul bai’at. Karena harapannya, kefahaman ditempatkan dan diprioritaskan sebelum kita beramal/ action dilapangan, sebelum kita tsiqoh pada qiyadah, ataupun sebelum kita ikhlas terhadap segala keputusan jama’ah… Itulah, kunci pertama dan utama: FAHAM…!

            Jangan biarkan kefahaman kita setengah-setengah.. Bisa jadi barisan sakit hati itu menjadi harakah kita berikutnya? Na’udzubillah… Ukh wal Akh, mari fahami betul-betul gerakan ini, baru menjuhge dan mengambil keputusan… Pun jangan biarkan kita berlarut-larut dalam kontroversi hati, komunikasikan pada guru/murabbi… Catat, faham sebelum apapun !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About