Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 21 November 2013

KONTRAS

             
            
           Terkadang memang seorang guru dituntut memberikan contoh yang baik untuk murid-muridnya. Secara tidak langsung, apa yang dilakukannya akan menjadi contoh yang diambil, termasuk hal-hal miringpun. Satu sisi, memang bisa dikatakan tugas yang berat, namun sisi lain seharusnya gurulah yang belajar dan harus belajar memantaskan diri…

            Ketika apa yang diajarkan, tampak kontras sekali dengan apa yang tampak dalam dirinya, maka inilah yang dituntut tidak seharusnya. Ketika seorang guru menyampaikan materi PKnH, tentang urgensi kedisiplinan, maka akan janggal adanya, ketika justru guru itu sendiri yang tidak disiplin !

            Kaburo magtan ‘inndallaahi anntaquuluu maalaa taf’aluun… (QS.As-Saff: 3). Sangatlah dibenci disisi Allah jika kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan… Demikian adanya, bahwa seorang Ustad atau guru menyampaikan seputar tazkiyannafh, misalnya, mempersoalkan kesalahan yang sama (Al-ghoflah) contohnya, namun ketika kesalahan sendiri tidak pernah diakui/ mungkin tidak disadari (I’tiraf: mengakui kesalahan) atas berulangnya kesalahan itu setiap hari, inilah yang kontras sekali.

            Jangan menuntut dihargai murid, ketika guru sendiri tidak mampu menghargai kerja keras murid. Jangan sampaikan perintah-perintah baik tertentu, selama kesalahan atas perintah itu justru dilakukan sendiri oleh sang guru berulang kali. Terlepas dari manusia yang tidak luput dari dosa, seharusnya pekerjaan mulia, juga didasari kesadaran-kesadaran dan kesadaran perbaikan guru itu.


Dengan tidak mengulangi rasa tandzim kepada guru, semoga kita semua terhindar dari kemunafikan yang nyata, saat apa yang dikatakan kontras dengan apa yang dinampakkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About