Hei Aktifis Kampus!
Hari ini
sibuk? Mungkin jawabannya iya… Namun ketika ditanya apakah hari ini produktif?
Ada yang iya, ada yang ragu menjawabnya… Bisa jadi, kita terlihat sibuk,
pulang-pergi dengan gesit, handphone tak lepas dilirik… Namun apakah semua
gerak itu sudah ‘menghasilkan’, menambah dan memberikan kebermanfaatan?
Nilai
kebermanfaatan disini adalah manfaat yang dirasa untuk kita, dan manfaat yang
didapat untuk orang-orang sekitar kita, pun terpenting manfaat pada misi yang
kita bawa… Jangan sampai, apa-apa yang kita lakukan hanyalah membawa rasa ‘lelah’
tanpa ada nilai lebihnya…
Hei Aktifis
Dakwah Kampus!
Saya kan tidak pandai mengemukakan pendapat, jadi mending
ga ikut noh syuro-syuro yang menyibukkan? jawabannya: Tidak! Terutama
antum yang membawa visi mulia dakwah. Dalam jama’ah dakwah, semua kader di dalamnya
adalah penting. Prinsip yang dipegang adalah amal jama’i. Ingatlah bahwa semua
bagian orang adalah batu bata, dengan
bangunan jama’ah itu tadi. Bayangkan jika satu batu bata tidak ada, jama’ah itu
tidak dapat terbentuk sebuah bangunan yang kokoh.
Jadi apa konstribusi atau kebermanfaatan yang bisa saya beri? Sebelum menjawab pertanyaan itu, maka beruntunglah jika apa-apa yang antum tanyakan adalah kata ‘beri/memberi’, bukan ‘dapat/ mendapat’, bukan justru: Apa untungnya buat saya bersusah payah untuk dakwah? Sederhananya bahwa pertanyaan pertama, antum sudah siap mengkontribusi diri dan kemampuan untuk kepentingan dakwah. Bukan sebaliknya, banyak menuntut ketika menjadi pejuang jalan ini.
Jadi apa konstribusi atau kebermanfaatan yang bisa saya beri? Sebelum menjawab pertanyaan itu, maka beruntunglah jika apa-apa yang antum tanyakan adalah kata ‘beri/memberi’, bukan ‘dapat/ mendapat’, bukan justru: Apa untungnya buat saya bersusah payah untuk dakwah? Sederhananya bahwa pertanyaan pertama, antum sudah siap mengkontribusi diri dan kemampuan untuk kepentingan dakwah. Bukan sebaliknya, banyak menuntut ketika menjadi pejuang jalan ini.
Kalau begitu apa yang bisa saya beri, berpendapat saja
sulit? Mari kembali kepada siapa kita. Sungguh misi mulia akan
dibawakan oleh orang yang mulia pula insyaAllah… Misi-misi yang ingin
menghancurkan pondasi-pondasi Islam dari para pemeluknya adalah misi jahat yang
akan dibawa oleh orang-orang jahat pula. Jelas perbedaannya, aktifis dakwah
dengan aktifis biasa… Cukup tampil apa adanya saja, antum tetap dengan sisi
lebihnya…dan amanah tak pernah salah pundak...
Nilai lebih
yang sangat membedakan dan merupakan kekuatan terbesar aktifis dakwah dari yang
lainnya adalah kekuatan ruhiyah… Amal wajib yang terjaga, serta sunnah
pelangkapnya, do’a sebagai penguat… Dhuha, target tilawah perhari, qiyamullail,
kajian, dan sebagainya… Inilah yang membedakan kita dengan mereka diluar sana…
Justru kekuatan ruh inilah yang akan menolong kita dalam setiap hentakan badai…
Ketika ruh telah kuat, niscaya pertolongan Allah selalu dekat… Secerdas apapun
musuh-musuh pengemban dakwah berusaha menodai jalan ini, selama kuat kualitas
ruhiyah, maka kuat pula pikiran pun gerak ini…
Jika hari
ini kita disibukkan dengan berbagai agenda dakwah namun tidak sempat untuk
membuka mushaf dan tilawah, kekuatan
mana lagi yang diharapkan? Sungguh ridhoNya sajalah akhir dari segala misi
mulia.. Jika hari ini tidak sempat lagi untuk bangun disepertigamalam berdua
denganNya, kekuatan mana lagi yang diharapkan? Sungguh berkahNya sajalah akhir
dari segala misi mulia…
Mencitai
sepenuh hati jalan dakwah, bukan pada sekedar intensifnya kita pada keagendaan
dakwah… Justru percuma jika gerak yang begitu mobile dalam berbagai panggilan syuro, taklimat, pemanduan, atau
tampak sempurna kader Militan… Namun kosong! Jika ternyata asupan ruhiyah
sangat jarang… Bukan cuma ruhl istijabah yang diharapkan, namun cerdasnya ruh
itu! Satu pekan bisa berapa kajian yang antum hadiri? Semoga tiada pekan yang
jawabannya tidak sama sekali… Sungguh, asupan ruh dan fikroh itu jauh lebih
prioritas…
Mencitai
sepenuh hati jalan dakwah ini, dengan upgrade kapasitasmu lewat asupan ilmu dan
ruhiyah yang tidak dikesampingkan dari gerak lapangan… Hamasah lillah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar